RSS

Jurnal

Jurnal Ekonomi Manajemen

ABSTRAK

Makin luas, kompleks, dan ketatnya persaingan perusahaan dituntut untuk dapat melihat
berbagai kesempatan yang ada dan mencari strategi untuk menciptakan kepuasan bagi
konsumen. Sebagai contoh perusahaan harus mampu memberikan produk dengan mutu
baik, harga terjangkau, fasilitas lengkap, serta mampu menciptakan citra positif
perusahaan di mata konsumen. Strategi tersebut merupakan cara yang cukup penting
dalam menghadapi tingkat persaingan yang kompetitif dengan perusahaan pesaing.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis baik secara serempak atau bersama-
sama maupun secara parsial pengaruh positif fasilitas, harga dan citra perusahaan
terhadap kepuasan konsumen, serta menganalisis variabel yang paling dominan dalam
mempengaruhi kepuasan konsumen Tmbookstore Depok.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari
responden menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Sebanyak 100 responden dipilih dari pengunjung Tmbookstore secara accidental
sampling. Data dianalisis dengan alat analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas, harga, dan citra perusahaan secara
bersama-sama memengaruhi kepuasan konsumen Tmbookstore. Secara parsial hanya dua
dari tiga variabel yang memengaruhi kepuasan konsumen Tmbookstore yaitu harga dan
citra perusahaan. Citra perusahaan mempunyai pengaruh paling besar terhadap kepuasan
konsumen Tmbookstore.

Pengertian Perilaku Konsumen

Menurut Simamora (2002), perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung
terlibat untuk mendapatkan, mrngkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.
Menurut Kotler (2005), perilaku konsumen adalah sebuah proses teratur dimana
individu-individu berintegrasi dengan lingkungannya untuk tujuan mengambil keputusan
di pasar tentang barang-barang atau jasa.

Pengertian Jasa

Pengertian jasa menurut Rangkuti (2002) adalah “Pemberian suatu kinerja atau
tindakan tak kasat mata dari satu pihak kepada pihak lain”. Pada umumnya jasa
dkonsumsi dan diproduksi secara bersamaan, dimana interaksi antara pemberi jasa dan
penerima jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut.
Menurut Kotler (2004), yang mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau
kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat
dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.

Kualitas Jasa

Dalam memberikan pelayanan berkualitas sebagai usaha untuk mencapai
kepuasan bagi konsumen, perusahaan dapat berpedoman pada dimensi kualitas jasa.
Menurut Kotler (1994), terdapat 5 determinan kualitas jasa. Kelima determinan tersebut
antara lain kehandalan, yang diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan jasa
yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya. Determinan selanjutnya adalah
keresponsifan, yang dimaksud dengan keresponsifan adalah keinginan pihak perusahaan
untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat dan tanggap. Setelah
keresponsifan determinan yang harus dipenuhi adalah keyakinan, dalam hal ini
pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk menimbulkan
kepercayaan dan keyakinan. Determinan kualitas jasa berikutnya adalah empati dan
berwujud, empati yang dimaksud adalah rasa untuk peduli serta memberikan perhatian
pribadi kepada konsumen, sedangkan berwujud maksudnya adalah penampilan fasilitas
fisik, peralatan, karyawan dan media komunikasi.

dirasakan sesuai dengan harapan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan
dan jika jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan maka kualitas jasa
dipersepsikan sebagai kualitas jasa yang ideal.

Pengertian Harga

Bagaimana konsumen memandang harga tertentu baik tinggi, rendah maupun
wajar mempunyai pengaruh yang kuat terhadap maksud membeli dan kepuasan. Sebagai
contoh dalam hal persepsi kewajaran harga dimana pada umumnya konsumen
memberikan perhatian pada harga yang dibayar oleh konsumen lain.
Schiffman dan Kanuk (2004) mengatakan terdapat dampak dari persepsi harga
konsumen yang ditimbulkan oleh tiga tipe harga acuan antara lain harga rendah dan
wajar, tinggi dan wajar, yang terakhir tinggi dan tidak wajar. Harga-harga rendah dan
wajar berada dalam rentang harga pasar yang dapat diterima, harga tinggi dan wajar
berada dekat batas-batas luar rentang harga tetapi tidak melewati bidang yang dapat
dipercaya. Sedangkan harga tinggi dan tidak wajar berada jauh di atas batas-batas rentang
harga pasar yang dapat diterima konsumen. Hal tersebut menandakan bahwa konsumen
akan lebih memilih tipe harga yang rendah dan wajar sebelum membeli suatu produk atau
jasa.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan Harga Jasa

Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan harga jasa
diantaranya adalah elastisitas permintaan, membantu para manajer jasa memahami
hubungan antara harga dan permintaan dan variasi permintaan pada berbagai tingkat
penetapan harga. Faktor kedua yaitu struktur biaya, membantu para manajer jasa
memahami biaya penyedian jasa dan variasi biaya ini sepanjang waktu dan berdasarkan
tingkat permintaan. Kemudian faktor yang ketiga ialah persaingan, pemahaman mengenai
biaya pesaing bisa membantu manajer jasa melakukan penilaian atas kapasitas pesaing
untuk mengubah struktur penetapan harga. Keempat, positioning dari jasa yang
ditawarkan. Kelima, sasaran yang ingin dicapai perusahaan. Faktor keenam, siklus hidup
jasa, mencakup tingkat profitabilitas yang diinginkan untuk memastikan kelangsungan
hidup. Ketujuh, sumber daya yang digunakan dan faktor terakhir adalah kondisi ekonomi.

Pengertian Citra

Citra adalah pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk orang perorangan,
benda atau organisasi (Steinmetz dalam Siswanto Sutojo, 2004). Bagi perusahaan citra
juga dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan. Persepsi
seseorang terhadap perusahaan didasari atas apa yang mereka ketahui atau mereka kira
tentang perusahaan yang bersangkutan.
Citra perusahaan menjadi salah satu pegangan bagi banyak orang dalam
mengambil berbagai macam keputusan penting. Contoh keputusan tersebut adalah
membeli barabg atau jasa yang dihasilkan perusahaan (konsumen), berlangganan
(pelanggan) dan merekomendasikan produk perusahaan kepada orang lain.

Proses Terbentuknya Citra Perusahaan

Citra perusahaan yang baik merupakan keunggulan bersaing yang mempengaruhi
kepuasan konsumen. Oleh karena itu secara berkala perusahaan harus mensurvey
konsumen untuk mengetahui citra yang tertanam dipikiran masing-masing konsumen.
Menurut Hawkin dkk. (2000), proses terbentuk citra perusahaan berlangsung pada
beberapa tahapan. Pertama, objek mengetahui (melihat atau mendengar) upaya yang
dilakukan perusahaan dalam membentuk citra perusahaan. Kedua, memperlihatkan upaya
tersebut. Ketiga, setelah adanya perhatian objek mencoba memahami semua yang ada
pada upaya perusahaan. Keempat, terbentuknya citra perusahaan pada objek yang
kemudian tahap kelima citra perusahaan yang terbentuk akan menentukan perilaku objek
sasaran, dengan kata lain konsumen, dalam hubungannya dengan perusahaan.

Pengertian Kepuasan Konsumen

Kepuasan menurut Kotler dan Keller (2006) adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang muncul setelah perbandingan antara persepsi atau kesannya terhadap
kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya.
Kepuasan konsumen merupakan bagian yang sangat penting dalam rangka
keberhasilan suatu bisnis. Banyak perusahaan yang menyatakan bahwa tujuan utama
perusahaan adalah untuk memuaskan konumen. Banyak ragam pengungkapannya, karena
kepuasan itu adalah sesuatu yang abstrak dan sulit diukur. Setiap orang mempunyai
penilaian tersendiri tentang kepuasan yang diinginkan, maka keberhasilan suatu
perusahaan sangat ditentukan oleh kepuasan yang dapat diberikan kepada konsumen.
Menurut Kottler (2002), perusahaan yang mampu mengatasi keluhan para
konsumen secara efektif adalah perusahaan yang mengembangkan program pelatihan dan
kriteria penerimaan karyawan dengan memperhitungkan peran perbaikan pelayanan
karyawan, mengembangkan pedoman perbaikan pelayanan yang berfokus pada
pencapaian perlakuan yang memadai dan kepuasan pelanggan, membongkar semua

METODE PENELITIAN

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa hasil
kuesioner yang disebarkan kepada para pengunjung Tmbookstore. Penyebaran kuesioner

dilakukan pada hari Sabtu tanggal 11 Juli 2009 dan berakhir pada hari Minggu tanggal
19 Juli 2009.
Variabel yang diteliti oleh penulis dibedakan menjadi dua. Variabel pertama
disebut variabel bebas yang terdiri atas variabel fasilitas, harga serta citra perusahaan.
Sedangkan variabel yang kedua disebut variabel terikat yaitu tingkat kepuasan konsumen
Tmbookstore.

Teknik Analisis Data

1.Skala Likert

R.S Likert (1932) mengembangkan prosedur penskalaan dimana skala mewakili
suatu countinum bipolar. Pada ujung sebelah kiri dengan angka rendah menggambarkan
suatu jawaban yang negatif sedangkan ujung kanan dengan angka besar menggambarkan
suatu jawaban yang positif. Format tipe Likert dirancang untuk memungkinkan
pelanggan menjawab dalam berbagai tingkatan pada setiap butir yang menguraikan jasa
atau produk.
Kebaikan penggunaan format tipe Likert dibandingkan dengan format check list
yang hanya memberikan jawaban (ya) atau (tidak), adalah bahwa tipe Likert
mencerminkan keragaman nilai sebagai akibat penggunaan skala yang dalam penelitian
berkisar antara 1 sampai dengan 5. Dengan dimensi mutu yang tercermin dalam daftar
pertanyaan, memungkinkan responden mengekspresikan tingkat pendapat mereka dalam
jasa yang diterima lebih mendekati kenyataan yang sebenarnya.

2.Analisis Validitas

Validitas menunjukkan tingkat atau derajat yang digunakan sebagai bukti untuk
mendukung kesimpulan yang ditarik dari nilai yang diturunkan dari ukuran atau tingkat
dimana skala mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Suatu data dikatakan valid
apabila nilai Correced Item lebih besar dari nilai r tabel dengan df = n – 2.

3.Analisis Reliabilitas

Kehandalan atau reliabilitas didefinisikan sebagai seberapa jauh pengukuran
bebas dari varian kesalahan. Dalam memperkirakan kehandalan dari variabel yang diteliti
peneliti menggunakan metode Cronbach’s Alpha (Cronbach, 1951). Perhitungan
perkiraan Cronbrach’c Alpha biasanya dikerjakan dengan bantuan SPSS yang memang
dirancang untuk dapat menghitung perkiraan kehandalan. Suatu variabel dikatakan
handal jika nilai dari Cronbach’s Alpha > 0,6.

4.Analisis Korelasi

Analisis korelasi adalah bagian dari pengujian asosiatif yang bertujuan mencari
kekuatan, signifikansi, dan arah hubungan antara dua variabel. Arah hubungan yang akan
diuji dengan analisis korelasi dapat dikategorikan menurut tiga pola arah hubungan.

5.Analisis Regresi

Analisis regresi adalah salah satu jenis analisis parametrik yang dapat
memberikan dasar untuk memprediksi serta menganalisis varian. Beberapa tujuan dari
dilakukannya analisis regresi antara lain untuk menentukan persamaan garis regresi
berdasarkan nilai konstanta dan koefisien regresi yang dihasilkan, mencari korelasi
bersama-sama antara variabel bebas dengan variabel terikat, dan menguji signifikansi
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat melalui uji F. Untuk mencari korelasi
secara parsial antara variabel bebas dengan variabel terikat, dan menguji signifikasi
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat melalui uji t.

Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk mengetahui berapa pertanyaan yang
valid dan reliabel dengan cara melakukan survey terhadap 100 responden. Hasil
perhitungan validitas dan realibilitas Item-item pertanyaan kuesioner adalah sebagai
berikut:

Tabel 4 Operasionalisasi Variabel Fasilitas, Harga, Citra Perusahaan, dan
Kepuasan Konsumen

setiap variabel dinyatakan valid karena bernilai positif (+) dan bernilai lebih besar dari
0,194 (r tabel) engan df = n – 2 atau df = 43. Nilai Cronbach’s Alpha tiap variabel lebih
besar dari 0.6, yaitu berkisar antara 0.814 sampai dengan 0.914, sehingga keempat
variabel tersebut dinyatakan reliabel.

Analisis Regresi

Setelah melalui tahapan analisis korelasi ketiga varibael independen terhadap variabel
dependen, selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan analisis regresi untuk
mengetahui pengaruh variabel-variabel independent terhadap variabel dependen. Berikut
adalah hasil dari analisis regresi tersebut.

Tabel 9 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics

Sumber : Lampiran 3. hasil keluaran SPSS

Tabel 10 Model Summary Fasilitas, Harga, dan Citra Perusahaan terhadap
Kepuasan Konsumen
Model Summary

Sumber : Lampiran 3. hasil keluaran SPSS

Tabel 11 Anova Fasilitas, Harga, dan Citra Perusahaan terhadap Kepuasan
Konsumen

a. Predictors: (Constant), Citra, Harga, Fasilitas
b. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Sumber : Lampiran 3. hasil keluaran SPSS

Sumber :
repository.gunadarma.ac.id/.../1/11205529.pdf
http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1300/1/11205529.pdf

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Proposal Penelitian Ilmiah

“Pengaruh Profitabilitas Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS), Terhadap Harga Saham Pada PT. Fast Food Tbk. yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2012”


PROPOSAL PENELITIAN ILMIAH ini
Disusun untuk softskill Bahasa Indonesia 2



Di susun oleh :
Ahmad Giffari
20212442



AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA


2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1      Latar Belakang Masalah
Pasar modal sangat diperlukan dalam zaman modern sekarang ini karena pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mendukung pengembangan ekonomi negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal merupakan wahana yang dapat menggalang gerakan dana jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif, sekaligus dapat merupakan tempat usaha masyarakat untuk berinvestasi.
Pasar modal Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Berbagai peraturan dan kebijakan dikeluarkan pemerintah untuk lebih mendorong tumbuhnya pasar modal Indonesia. Pasar modal Indonesia memiliki peranan yang signifikan dalam proses penyaluran dana dari investor kepada pihak yang kekurangan dana. Pertimbangan investor dalam melakukan investasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraannya baik untuk saat ini ataupun di masa yang akan datang. Jadi, investasi dapat diartikan sebagai kegiatan penanaman modal.
Para investor memerlukan informasi yang relevan tentang harga saham suatu perusahaan karena harga saham mencerminkan kinerja perusahaan yang menjual saham tersebut. Kinerja perusahaan terutama untuk perusahaan yang telah go public dapat dilihat dari laporan keuangan yang secara periodik. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba juga merupakan salah satu aspek yang menjadi bahan pertimbangan bagi investor. Tujuan seorang investor menanamkan dananya pada sekuritas saham adalah agar memperoleh tingkat pengembalian tertentu dengan risiko yang minimal. Namun sebelum menentukan saham perusahaan mana yang akan dibeli, investor terlebih dahulu akan melihat performa perusahaan tersebut yang dapat dilihat dari laporan keuangan tahunan perusahaan PT. Fast Food Tbk. Serta pembagian deviden sebagai acuan dalam memprediksi perkembangan perusahaan. Oleh karena itu seorang investor harus cermat dalam melakukan penilaian terhadap saham perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis kondisi perusahaan, kinerja perusahaan dan prospek perusahaan yang menerbitkan saham. Investor juga harus menganalisa harga saham yang terjadi apakah cukup layak untuk dibeli, mendeteksi pergerakan harga variable apa saja yang menjadi penentu terhadap harga saham tersebut karena setiap variable mempunyai efek yang relative berbeda. Oleh karena itu, transparancy dari perusahaan sangat penting dan diperlukan untuk dapat menggembalikan kepercayaan pihak investor dalam melakukan investasi.
Salah satu faktor dalam melakukan penilaian saham, adalah dengan menganalisis profitabilitas perusahaan. Melalui analisis profitabilitas perusahaan, investor dapat menilai secara tepat sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapatkan dari aktivitasnya. Adapun sebagai indikator dalam analisis profitabilitas dalam penelitian ini adalah rasio Return On Investment (ROI). ROI digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva. Keuntungan yang diperoleh dari suatu investasi tentu tidak terlepas dari fluktuasi harga saham, dan fluktuasi harga saham di bursa berkaitan erat dengan permintaan dan penawaran saham. Jika perusahaan memperoleh laba yang tinggi maka tingkat ROI yang dihasilkan perusahaan pun akan tinggi sehingga banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk membeli saham perusahaan tersebut, dan hal itu tentu saja akan mendorong harga saham naik menjadi lebih tinggi.
Harga saham merupakan salah satu ukuran indeks prestasi perusahaan, yaitu seberapa jauh manajemen telah berhasil mengelola perusahaan atas nama pemegang saham. Indikator lain yang dapat mempengaruhi harga saham adalah besarnya Earning Per Share (EPS) yang terdapat pada rasio saham perusahaan. Earning per Share (EPS) adalah rasio antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Apabila Earnings per Share (EPS) perusahaan tinggi, akan semakin banyak investor yang mau membeli saham tersebut. Dengan banyaknya permintaan atas saham tersebut, sesuai dengan hukum permintaan, maka harga sahamnya akan naik.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis membuat penelitian dengan judul “Pengaruh Profitabilitas Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS), Terhadap Harga Saham Pada PT. Fast Food Tbk. yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2012”.
1.2       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, untuk mempermudah pembahasan permasalahan yang lebih terarah, maka dapat disusun perumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1.      Bagaimana pengaruh Profitabilitas Return On Investment (ROI) secara parsial terhadap harga saham pada PT. Fast Food Tbk. yang terdaftar di BEI periode 2010-2012?
2.      Bagaimana pengaruh Earning Per Share (EPS) secara parsial terhadap harga saham pada PT. Fast Food Tbk. yang terdaftar di BEI periode 2010-2012?
3.      Bagaimana pengaruh Return On Investmen (ROI)), Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham secara simultan pada PT. Fast Food Tbk. yang terdaftar di BEI periode 2010-2012?
1.3       Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini dilakukan untuk penulisan ilmiah adalah:
1.         Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh Return On Investment (ROI) terhadap harga saham pada PT. Fast Food Tbk. yang terdaftar di BEI periode 2010-2012.
2.         Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham pada PT. Fast Food Tbk. yang terdaftar di BEI periode 2010-2012.
3.         Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Return On Investmen (ROI)), Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham secara simultan pada PT. Fast Food Tbk. yang terdaftar di BEI periode 2010-2012.
1.4       Manfaat Penelitian
1.4.1    Manfaat Akademis
Manfaat akademis dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan informasi sebagian dasar dalam menilai perusahaan dan mempertimbangkan pegambilan keputusan berinvestasi, serta bermanfaat untuk referensi dalam menentukan strategi investasinya.
1.4.2    Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu untuk menjadi bahan pertimbangan dalam strategi penciptaan nilai bagi pemegang saham (stock holder) dan mampu meningkatkan kinerjanya perusahaan.
1.5       Batasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.      Peneliti ini menggunakan 2 faktor dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan yaitu Return On Investmen (ROI) dan Earning Per Share (EPS)
2.      Menggunakan sampel perusahaan PT. Fast Food Tbk. (FAST).
3.      Periode penelitian 2010 sampai dengan 2012.
1.6       Metodologi Penelitian
1.6.1    Objek Penelitian
Objek yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini yaitu PT. Fast Food Tbk. yang terdaftar di BEI.
1.6.2    Jenis Data
                  Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah data kuantitatif untuk menghitung serta menganalisa hubungan antar variable terkait.
1.6.3    Metode Perolehan Data
            Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penulisan ini adalah metode secondary research, yang didasarkan atas data dari PT. Fast Food Tbk. BEI yang dipublikasikan oleh BEI periode 2010-2012
1.7       Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran sistematis, penulis membagi sistematis penulisan menjadi 5 Bab, di antaranya:
BAB 1             PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pembukuan yang terdiri dari beberapa sub bab antara lain, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat masalah, batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 2             LANDASAN TEORI
                           Pada bab ini penulis mengemukakan penjelasan mengenai teori-teori dasar dan aplikasinya secara umum yang bersumber dari beberapa buku sebagai dasar dalam melakukan penganalisaan dan pengukuran yang digunakan.
BAB 3             GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
                           Bab ini menguraikan sejarah singkat tentang perusahaan yang penulis teliti, dan hal-hal yang berkaitan di dalamnya.
BAB 4              ANALISA DAN PEMBAHASAN
                           Merupakan bab utama dimana penulis akan menganalisa data-data yang berkenaan dengan objek penelitian serta mendapatkan hasil penelitian yang lebih mendalam.
BAB 5             KESIMPULAN DAN SARAN
                           Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari bab 4 dan beberapa saran yang dianggap perlu.
 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.      Laporan Keuangan
2.1.1    Pengertian Laporan Keuangan
Penyajian penyampaian informasi keuangan suatu entitas ekonomik kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan disebut sebagai laporan keuangan. Laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai keadaan finasiil suatu perusahaan dimana Neraca (Balance Sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan rugi dan laba (Income Statement) mencerminkan hasil – hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu, biasanya meliputi periode satu tahun. Jadi melalui laporan keuangan akan dapat dinilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, struktur modal usaha, keefektifan penggunaan aktiva, serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan keadaan finansial perusahaan.
Menurut Kasmir (2010:66) menyatakan laporan keuangan adalah ”Laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu”. Sedangkan definisi laporan keuangan menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland (1992:20), adalah ”laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba, berisi informasi tentang prestasi perusahaan di masa lampau dan dapat dipakai sebagai dasar untuk penetapan kebijakan perusahaan di masa yang akan datang”.
2.1.2    Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan adalah seni untuk mengubah data dari laporan keuangan ke infornasi yang berguna bagi pengambilan keputusan. Lyn M.Fraser dan Alieen Ormiston (2004:170) mengemukakan “Analisis laporan keuangan dari sudut pandang manajemen mengaitkan semua pertanyaan yang diajukan oleh kreditor, karena pemakai laporan keuangan ini harus mengetahui kemampuan perusahaan untuk memperoleh modal yang dibutuhkan.”
Analisis laporan keuangan didasarkan pada laporan keuangan terbitan perusahaan dan informasi ekonomi lainnya tentang perusahaan dan industrinya. Mengadakan interpretasi atau analisa terhadap laporan keuangan suatu perusahaan adalah sangat penting artinya bagi pihak investor untuk dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansiil dari perusahaan yang bersangkutan dalam rangka penentuan kebijaksaan penanaman modalnya, karena bagi investor yang terpenting adalah Rate of Return dari dana yang akan diinvestasikan dalam perusahaan.
2.2       Pengertian Return On Investment (ROI)
Menurut Lukman Syamsudin dalam bukunya “Manajemen Keuangan Perusahaan”: “ROI merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan.” (2004:63)
                        Return On Investment (ROI) adalah rasio yang membandingkan laba setelah bunga dan pajak dengan jumlah aktiva yang bekerja. Lukman Syamsudin (2004:63) dalam bukunya “Manajemen Keuangan Perusahaan” menyatakan, “Return On Investment (ROI) adalah pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia diperusahaan.” Dengan kata lain, ROI atau yang sering disebut  Net earning Power ratio, mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto, serta untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam tingkat kemampuan investasi.
Rounded Rectangle: Return On Investment = (Laba Neto Setelah Pajak)/(Total Aktiva)   x 100%
Pada ROI, ratio yang rendah mungkin disebabkan rendahnya profit margin atas penjualan, rendahnya perputaran total aktiva, atau faktor keduanya. Pihak investor sangat berkepentingan dengan rasio ini karena ingin mengetahui berapa keuntungan yang menjadi bagiannya. Melalui perhitungan ROI, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi rasio yang dihasilkan, menunjukan semakin efisien dana yang ditanamkan.
2.3       Pengertian Earning Per Share (EPS)
Earning per share (EPS) merupakan indikator yang secara ringkas menyajikan kinerja perusahaan yang dinyatakan dengan laba, serta jumlah keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Dengan kata lain, EPS adalah kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan yang diperoleh kepada pemegang sahamnya. Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan kepada pemegang sahamnya, mencerminkan semakin besar keberhasilan usaha yang dilakukannya.
Rounded Rectangle: Earning Per Share = (Laba Bersih)/(∑Lembar Saham Beredar)
Jadi, EPS ini menghitung penghasilan bersih yang diperoleh untuk setiap saham yang diinvestasikan. Saham yang dimaksudkan disini adalah saham biasa dan tidak termasuk saham preferen.
2.4       Pasar Modal
Menurut Pandji dan Piji (2003:6) Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi. Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjebatani hubungan antara pemilik modal dala hal ini disebut sebagai investor dengan pinjaman dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten (perusahaan yang go public). Para modal meminta instrumen pasar modal untuk keperluan investasi portofolio sehingga akhirnya dapat memaksimumkan penghasilan.    
2.5       Saham
2.5.1    Pengertian Saham
Pengertian saham secara umum adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Saham juga dapat didefinisikan sebagai suatu jenis surat berharga yang menrangkan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan.
Eduardus Tandelilin (2001:6) dalam bukunya “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio” mengemukakan, “Saham merupakan surat bukti atas kepemilikan aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan.” Hal tersebut seperti yang dipaparkan oleh Mahmud M. Hanafi (2004:124) dalam bukunya “Manajemen Keuangan” yang menyatakan,“Saham merupakan bukti kepemilikan, seseorang yang mempunyai saham berarti dia memiliki perusahaan tersebut.”
2.5.2    Harga Saham
Ridwan S. Sundjaja (2003:394) mendefinisikan harga saham sebagai berikut, “Harga saham adalah saham yang nilai per lembarnya telah tercantum dalam akta pendirian perusahaan.” Harga saham dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1.                  Harga Nominal
Pada surat berharga tercantum antara lain nilai saham yang didasarkan pada keputusan dari hasil pemikiran perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Harga ini disebut harga/nilai nominal. Harga nominal ini merupakan nilai yang ditetapkan oleh perusahaan untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan dan nilainya sudah ditentukan pada waktu saham tersebut diterbitkan.
2.                  Harga Saham Perdana
Harga ini merupakan harga pada waktu saham tersebut dicatat di bursa efek dan saat saham tersebut pertama kali diperdagangkan dari emiten kepada masyarakat umum melalui prospektus atau informasi surat berharga.
3.                  Harga Pasar
Asep Saefudin (2001:6.3) dalam bukunya “Panduan Investasi Di Pasar Modal Indonesia”  memaparkan, “Harga pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar bursa tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya harga saham.” Selain itu, harga pasar saham biasanya ditentukan pula oleh kondisi perusahaan emiten serta kekuatan demand dan supply di bursa efek.
2.5.3    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Panji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:108) dalam bukunya “Pengantar Pasar Modal” menjelaskan, “Harga saham ditentukan oleh penawaran dan permintaan pasar dan analisis memfokuskan perhatian pada waktu, yaitu perkiraan trend naik atau turun. Sedangkan apabila permintaan lebih banyak dari pada penawaran saham, maka harga saham akan mengalami kenaikan, sehingga akan terjadi trend naik.” Secara umum, terdapat 5 faktor yang dapat mempengaruhi harga saham, yaitu :
1.                  Laba per lembar saham (EPS)
Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi EPS yang diberikan perusahaan, akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat.
2.                  Tingkat Bunga
Tingkat bunga dapat mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan obligasi. Apabila suku bunga naik maka investor cenderung akan menjual sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini dapat menyebabkan turunnya harga saham. Hal sebaliknya pun dapat terjadi ketika tingkat bunga mengalami penurunan. Selain itu, tingkat bunga pun dapat mempengaruhi laba perusahaan. Hal ini terjadi karena bunga adalah biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba perusahaan. Ketika laba perusahaan tinggi, maka pemanfaatan dana yang ditanamkan dalam perusahaan dinilai efisien oleh para investor, sehingga investor tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut, yang kemudian mendorong harga saham menjadi naik.
3.                  Jumlah Kas Deviden yang Dibagikan
Dalam kebiajakan pembagian deviden, perusahaan akan membagikan sebagian laba yang diperoleh untuk dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden, dan sebagian lagi disisihkan untuk ditanam kembali dalam perusahaan sebagai laba ditahan. Ketika kas deviden yang dibagian kepada investor meningkat, maka kepercayaan investor terhadap perusahaan akan meningkat, hal tersebut dapat mendorong investor untuk memperbesar penanaman modalnya dalam saham, dan mengakibatkan kenaikan terhadap harga saham. Sebaliknya, pembagian kas dividen yang kecil bukan merupakan hal yang diharapkan oleh setiap investor. Ketika kepercayaan investor atas harga saham menurun, maka hal tersebut dapat mengakibatkan penurunan terhadap harga saham.
4.                  Laba Perusahaan
Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi karena hal tersebut menunjukan prospek yang cerah untuk berinvestasi, sehingga investor tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut, yang nantinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan.
5.      Tingkat Risiko dan Pengembalian
 Suatu keputusan investasi yang lebih berisiko tentu diharapkan dapat memberikan imbalan yang lebih besar pula, yang dalam keuangan dikenal dengan High Risk High Return. Jadi, semakin tinggi risko, maka biasanya semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang diterima investor. Apabila tingkat risiko dan proyeksi laba yang diharapkan ,meningkat, maka hal tersebut dapat mempengaruhi harga saham perusahaan.
Selain kelima faktor tersebut, terdapat beberapa variabel rasio keuangan yang dapat mempengaruhi harga saham, antara lain :
1.      Financial Leverage, merupakan rasio perbandingan antara total hutang dengan asset
2.      Price Earning Ratio, merupakan rasio yang membandingkan harga pasar saham dengan EPS saham tersebut.
3.      Dividen Yield, adalah rasio yang mengindikasikan hubungan antara deviden per lembar saham dengan harga per lembar saham.
4.      Book Value Per Share, merupakan nilai aktiva bersih yang tersedia untuk setiap lembar saham yang beredar.
Walaupun terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi harga saham, namun  secara sederhana variabilitas harga saham bergantung pada bagaimana  earning dan dividend yang terjadi pada suatu perusahaan.
2.6       Pengaruh Return On Investment Terhadap Harga Saham
Seperti pada uraian sebelumnya, para investor menaruh perhatian pada tingkat profitabilitas yang dihasilkan perusahaan. Bagi investor, informasi yang diperoleh dari profitsbilitas perusahaan bisa dijadikan dasar untuk menilai seberapa besar Return On Investment (ROI) yang dihasilkan karena setiap investor menginginkan tingkat pengembalian investasi yang tinggi. Seperti yang diungkapkan Eduardus Tandelilin (2001:236) dalam bukunya “Analisis Investasi dan Manajemen Fortofolio”, “Besarnya tingkat pengembalian perusahaan dapat dilihat melalui besar kecilnya laba perusahaan tersebut. Jika laba perusahaan tinggi maka tingkat pengembalian investasi (ROI) perusahaan akan tinggi, sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, sehingga harga saham tersebut akan mengalami kenaikan.” Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat ROI dapat berpengaruh terhadap harga saham suatu perusahaan. Jika ROI yang dihasilkan tinggi, maka akan terjadi kenaikan pada harga saham, begitu pula sebaliknya.
2.7       Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham
Earning per share (EPS) merupakan salah satu rasio saham yang berhubungan dengan kepentingan bagi pemegang saham. Salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan deviden, jika nilai laba per saham kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan untuk membagikan deviden. Maka dapat dikatakan investor akan lebih meminati saham yang memiliki EPS yang tinggi dibandingkan dengan saham yang miliki EPS yang rendah. EPS yang rendah cenderung membuat harga saham turun. Sebaliknya, semakin tinggi nilai EPS akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. EPS yang lebih besar menandakan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih bagi pemegang saham sehingga dapat meningkatkan harga saham. Dengan demikian, meningkatnya laba maka harga saham cenderung naik, sedangkan ketika laba menurun, maka harga saham ikut juga menurun.
2.8       Hipotesis
Dalam penelitian ini penulis mengambil 2 faktor dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga saham, antara lain :
Ø Return On Investment
Ø Earning Per Share
Berdasarkan landasan teori diatas, maka Hipotesis penulis dari penelitian ini adalah:
Uji Simultan :
v  (H0) = Return On Investment, Earning Per Share tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham
v  (H1)  =  Return On Investment, Earning Per Share memiliki pengaruh yang signifikan terhadap  Harga Saham
Uji Parsial :
v (H0) = Return On Investment / Earning Per Share memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap Harga Saham
v (H1)  =   Return On Investment memiliki pengaruh yang signifikan terhadap  Harga Saham
v (H2)  =   Earning Per Share memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham
Daftar Pustaka :
http://en.m.wikipedia.org/wiki/Return_on_investment
http://markets.ft.com/research/Markets/Tearsheets/Business-profile?s=FAST:JKT
http://www.reuters.com/finance/stocks/overview?&symbol=FAST.JK

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bagian-bagian Surat Resmi

1. Kepala Surat/ Kop Surat
Kepala surat atau yang bisa juga disebut dengan kop surat merupakan bagian teratas dalam sebuah surat. Fungsi penyertaan kepala surat tersebut tidak terlepas dari pemberian informasi mengenai nama, alamat, kegiatan dari lembaga tersebut serta juga bisa menjadi alat promosi. Bagian surat yang pertama ini berisi:
Logo atau lambang dari sebuah instansi, lembaga, perusahaan atau organisasi,
Nama instansi, lembaga, perusahaan, atau organisasi tersebut,
Alamat instansi, lembaga, perusahaan, atau organisasi tersebut,
Nomor telepon, kode pos, alamat email atau alamat web.
Biasanya setelah penulisan kepala surat atau kop surat terdapat sebuah garis horizontal pemisah yang memisahkan antara kepala surat dengan bagian-bagian surat yang lain seperti tempat dan tanggal pembuatan.

2. Tempat dan Tanggal Surat
Pencantuman tempat dan tanggal surat tersendiri ditujukan untuk memberikan informasi mengenai tempat dan tanggal penulisan surat tersebut. Untuk tempat biasanya tidak dicantumkan kembali jika tempat sudah ditulis di kepala surat yang berupa alamat instansi. Tapi bagi surat bukan resmi yang tidak memiliki kepala surat, wajib menuliskan tempat di bagian surat ke 2 ini.
Contoh:
Jakarta, 3 Januari 2014
Cirebon, 18 Mei 1990

3. Nomor Surat
Sebuah surat resmi yang mewakili sebuah lembaga, instansi, perusahaan atau organisasi biasanya menggunakan penomoran terhadap surat yang dikeluarkan atau yang diterima. Nomor surat biasanya meliputi nomor urut penulisan surat, kode surat, tanggal, bulan dan tahun penulisan surat. Penomoran surat tersebut berfungsi untuk:
Memudahkan pengaturan, baik untuk penyimpanan maupun penemuannya kembali apabila diperlukan
Mengetahui jumlah surat yang diterima dan yang dikeluarkan oleh organisasi, lembaga atau perusahaan
Memudahkan pengklasifikasian surat berdasarkan isinya
Penunjukan secara akurat sumber dalam hubungan surat menyurat.
Contoh:
Nomor: 023/PMR/05/12/2013
Nomor: 042/PRMK/28/08/2013

4. Lampiran
Bagian lampiran merupakan bagian penjelas yang menginformasikan bahwa ada sejumlah berkas atau dokumen yang disertakan dalam surat tersebut. Jika tidak terdapat berkas atau dokumen yang dilampirkan, maka bagian lampiran bisa ditiadakan.

5. Hal
Pada bagian surat ke lima ini berisi hal atau perihal. Hal berfungsi memberikan petunjuk bagi pembaca mengenai pokok isi surat tersebut.

Bagian-bagian Surat dari Kumpulan Pembahasan Surat ZONASISWA.COM


6. Alamat Dalam
Terdapat dua alamt yang dituliskan dalam surat, yaitu alamat luar (yang ditulis di sampul surat) dan alamat dalam (yang ditulis di dalam surat). Alamat yang dimaksud dalam bagian ini merupakan alamat dalam. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis alamat dalam ini, hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:
Kata "kepada" pada alamat dalam sebenarnya tidak harus ada. Kata "kepada" dirasa berlebihan karena sudah ada kata "YTH/ yang terhormat"
Menggunakan kata "Yang terhormat" yang bisa disingkat menjadi "YTH"
Menggunakan kata "Bapak", "Ibu" atau "Sdr" jika yang dituju adalah seseorang bukan nama instasi. Kata "Bapak, Ibu, Sdr" selalu ditulis dengan huruf kapital diawal kata dan diikuti oleh nama orang.
Di setiap bari pada bagian alamat dalam tidak diakhiri oleh tanda titik.
Menuliskan alamat orang atau lembaga yang dituju, lengkap lebih bagus.
Contoh:
Yth. Bapak Sugiono
Kepala Sekolah SMA Karang Tengah 01
Jalan Mawar, Losari Lor
Brebes, 52255

7. Salam Pembuka
Bagian surat yang ke 7 adalah salam pembuka yang berfungsi sebagai sapaan dalam surat. Salam pembuka ditulis dengan huruf kapital di awal dan diakhiri oleh tanda koma.
Contoh:
Dengan hormat,
Salam pramuka,
Assalamualaikum wr.wb.

8. Isi Surat
Pembuka
Pembuka merupakan alenia pertama yang berfungsi sebagai pengantar atau pendahuluan terhadap infomrasi yang disampaikan di alenia isi.
Isi
Alendia isi berisi informasi yang akan disampaikan.
Penutup
Sedangkan alenia penutup ini berisi ucapan terima kasih atau harapan dari penulis surat kepada pembaca surat.

9. Salam Penutup
Salam penutup merupakan penutup surat yang biasanya menggunakan kata: "Hormat saya, Hormat kami, Wassalam". Penulisan salam penutup tersebut seperti salam pembuka, diawali oleh huruf kapital dan diakhiri oleh tanda koma.

10.Nama Jelas Pengirim dan Tanda tanganSetelah salam penutup, terdapat nama jelas pengirim surat beserta tanda tangannya.

11. Tembusan
Tembusan merupakan bagian surat yang menunjukkan pihak atau orang lain yang juga berhak mendapatkan surat tersebut.
Contoh:
Tembusan:
1. Kepala SMA Negeri 01 Tanjung
2. Pembina OSIS SMA Negeri 01 Tanjung

Posisi ke 12 bagian surat resmi tersebut di atas bisa saja berubah, tergantung format atau bentuk surat. Ke 12 bagian tersebut di atas merupakan bagian-bagian surat resmi, sedangkan jika sobat ingin menulis surat yang sifatnya kurang atau tidak resmi ada bagian-bagian yang dihilangkan seperti, kepala surat/ kop surat.



Sumber Data :

http://www.zonasiswa.com/2014/01/bagian-bagian-surat-penjelasan-contoh.html?m=1

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Laporan Penelitian Ilmiah

“Pengaruh Profitabilitas Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS), Terhadap Harga Saham Pada PT. Fast Food Tbk. yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2012”


LAPORAN PENELITIAN ILMIAH ini
Disusun untuk softskill Bahasa Indonesia 2



Di susun oleh :
Ahmad Giffari
20212442



AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014




BAB I
PENDAHULUAN
1.1      Latar Belakang Masalah
Pasar modal sangat diperlukan dalam zaman modern sekarang ini karena pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mendukung pengembangan ekonomi negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal merupakan wahana yang dapat menggalang gerakan dana jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif, sekaligus dapat merupakan tempat usaha masyarakat untuk berinvestasi.
Pasar modal Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Berbagai peraturan dan kebijakan dikeluarkan pemerintah untuk lebih mendorong tumbuhnya pasar modal Indonesia. Pasar modal Indonesia memiliki peranan yang signifikan dalam proses penyaluran dana dari investor kepada pihak yang kekurangan dana. Pertimbangan investor dalam melakukan investasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraannya baik untuk saat ini ataupun di masa yang akan datang. Jadi, investasi dapat diartikan sebagai kegiatan penanaman modal.
Para investor memerlukan informasi yang relevan tentang harga saham suatu perusahaan karena harga saham mencerminkan kinerja perusahaan yang menjual saham tersebut. Kinerja perusahaan terutama untuk perusahaan yang telah go public dapat dilihat dari laporan keuangan yang secara periodik. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba juga merupakan salah satu aspek yang menjadi bahan pertimbangan bagi investor. Tujuan seorang investor menanamkan dananya pada sekuritas saham adalah agar memperoleh tingkat pengembalian tertentu dengan risiko yang minimal. Namun sebelum menentukan saham perusahaan mana yang akan dibeli, investor terlebih dahulu akan melihat performa perusahaan tersebut yang dapat dilihat dari laporan keuangan tahunan perusahaan PT. Fast Food Tbk. Serta pembagian deviden sebagai acuan dalam memprediksi perkembangan perusahaan. Oleh karena itu seorang investor harus cermat dalam melakukan penilaian terhadap saham perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis kondisi perusahaan, kinerja perusahaan dan prospek perusahaan yang menerbitkan saham. Investor juga harus menganalisa harga saham yang terjadi apakah cukup layak untuk dibeli, mendeteksi pergerakan harga variable apa saja yang menjadi penentu terhadap harga saham tersebut karena setiap variable mempunyai efek yang relative berbeda. Oleh karena itu, transparancy dari perusahaan sangat penting dan diperlukan untuk dapat menggembalikan kepercayaan pihak investor dalam melakukan investasi.
Salah satu faktor dalam melakukan penilaian saham, adalah dengan menganalisis profitabilitas perusahaan. Melalui analisis profitabilitas perusahaan, investor dapat menilai secara tepat sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapatkan dari aktivitasnya. Adapun sebagai indikator dalam analisis profitabilitas dalam penelitian ini adalah rasio Return On Investment (ROI). ROI digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva. Keuntungan yang diperoleh dari suatu investasi tentu tidak terlepas dari fluktuasi harga saham, dan fluktuasi harga saham di bursa berkaitan erat dengan permintaan dan penawaran saham. Jika perusahaan memperoleh laba yang tinggi maka tingkat ROI yang dihasilkan perusahaan pun akan tinggi sehingga banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk membeli saham perusahaan tersebut, dan hal itu tentu saja akan mendorong harga saham naik menjadi lebih tinggi.
Harga saham merupakan salah satu ukuran indeks prestasi perusahaan, yaitu seberapa jauh manajemen telah berhasil mengelola perusahaan atas nama pemegang saham. Indikator lain yang dapat mempengaruhi harga saham adalah besarnya Earning Per Share (EPS) yang terdapat pada rasio saham perusahaan. Earning per Share (EPS) adalah rasio antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Apabila Earnings per Share (EPS) perusahaan tinggi, akan semakin banyak investor yang mau membeli saham tersebut. Dengan banyaknya permintaan atas saham tersebut, sesuai dengan hukum permintaan, maka harga sahamnya akan naik.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis membuat penelitian dengan judul “Pengaruh Profitabilitas Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS), Terhadap Harga Saham Pada PT. Fast Food Tbk. yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2012”.
1.2       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, untuk mempermudah pembahasan permasalahan yang lebih terarah, maka dapat disusun perumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1.      Bagaimana pengaruh Profitabilitas Return On Investment (ROI) secara parsial terhadap harga saham pada PT. Fast Food Tbk. yang terdaftar di BEI periode 2010-2012?
2.      Bagaimana pengaruh Earning Per Share (EPS) secara parsial terhadap harga saham pada PT. Fast Food Tbk. yang terdaftar di BEI periode 2010-2012?
3.      Bagaimana pengaruh Return On Investmen (ROI)), Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham secara simultan pada PT. Fast Food Tbk. yang terdaftar di BEI periode 2010-2012?
1.3       Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini dilakukan untuk penulisan ilmiah adalah:
1.         Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh Return On Investment (ROI) terhadap harga saham pada PT. Fast Food Tbk. yang terdaftar di BEI periode 2010-2012.
2.         Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham pada PT. Fast Food Tbk. yang terdaftar di BEI periode 2010-2012.
3.         Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Return On Investmen (ROI)), Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham secara simultan pada PT. Fast Food Tbk. yang terdaftar di BEI periode 2010-2012.
1.4       Manfaat Penelitian
1.4.1    Manfaat Akademis
Manfaat akademis dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan informasi sebagian dasar dalam menilai perusahaan dan mempertimbangkan pegambilan keputusan berinvestasi, serta bermanfaat untuk referensi dalam menentukan strategi investasinya.
1.4.2    Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu untuk menjadi bahan pertimbangan dalam strategi penciptaan nilai bagi pemegang saham (stock holder) dan mampu meningkatkan kinerjanya perusahaan.
1.5       Batasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.      Peneliti ini menggunakan 2 faktor dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan yaitu Return On Investmen (ROI) dan Earning Per Share (EPS)
2.      Menggunakan sampel perusahaan PT. Fast Food Tbk. (FAST).
3.      Periode penelitian 2010 sampai dengan 2012.
1.6       Metodologi Penelitian
1.6.1    Objek Penelitian
Objek yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini yaitu PT. Fast Food Tbk. yang terdaftar di BEI.
1.6.2    Jenis Data
                  Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah data kuantitatif untuk menghitung serta menganalisa hubungan antar variable terkait.
1.6.3    Metode Perolehan Data
            Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penulisan ini adalah metode secondary research, yang didasarkan atas data dari PT. Fast Food Tbk. BEI yang dipublikasikan oleh BEI periode 2010-2012
1.7       Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran sistematis, penulis membagi sistematis penulisan menjadi 5 Bab, di antaranya:
BAB 1             PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pembukuan yang terdiri dari beberapa sub bab antara lain, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat masalah, batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 2             LANDASAN TEORI
                           Pada bab ini penulis mengemukakan penjelasan mengenai teori-teori dasar dan aplikasinya secara umum yang bersumber dari beberapa buku sebagai dasar dalam melakukan penganalisaan dan pengukuran yang digunakan.
BAB 3             GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
                           Bab ini menguraikan sejarah singkat tentang perusahaan yang penulis teliti, dan hal-hal yang berkaitan di dalamnya.
BAB 4              ANALISA DAN PEMBAHASAN
                           Merupakan bab utama dimana penulis akan menganalisa data-data yang berkenaan dengan objek penelitian serta mendapatkan hasil penelitian yang lebih mendalam.
BAB 5             KESIMPULAN DAN SARAN
                           Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari bab 4 dan beberapa saran yang dianggap perlu.
 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.      Laporan Keuangan
2.1.1    Pengertian Laporan Keuangan
Penyajian penyampaian informasi keuangan suatu entitas ekonomik kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan disebut sebagai laporan keuangan. Laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai keadaan finasiil suatu perusahaan dimana Neraca (Balance Sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan rugi dan laba (Income Statement) mencerminkan hasil – hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu, biasanya meliputi periode satu tahun. Jadi melalui laporan keuangan akan dapat dinilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, struktur modal usaha, keefektifan penggunaan aktiva, serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan keadaan finansial perusahaan.
Menurut Kasmir (2010:66) menyatakan laporan keuangan adalah ”Laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu”. Sedangkan definisi laporan keuangan menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland (1992:20), adalah ”laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba, berisi informasi tentang prestasi perusahaan di masa lampau dan dapat dipakai sebagai dasar untuk penetapan kebijakan perusahaan di masa yang akan datang”.
2.1.2    Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan adalah seni untuk mengubah data dari laporan keuangan ke infornasi yang berguna bagi pengambilan keputusan. Lyn M.Fraser dan Alieen Ormiston (2004:170) mengemukakan “Analisis laporan keuangan dari sudut pandang manajemen mengaitkan semua pertanyaan yang diajukan oleh kreditor, karena pemakai laporan keuangan ini harus mengetahui kemampuan perusahaan untuk memperoleh modal yang dibutuhkan.”
Analisis laporan keuangan didasarkan pada laporan keuangan terbitan perusahaan dan informasi ekonomi lainnya tentang perusahaan dan industrinya. Mengadakan interpretasi atau analisa terhadap laporan keuangan suatu perusahaan adalah sangat penting artinya bagi pihak investor untuk dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansiil dari perusahaan yang bersangkutan dalam rangka penentuan kebijaksaan penanaman modalnya, karena bagi investor yang terpenting adalah Rate of Return dari dana yang akan diinvestasikan dalam perusahaan.
2.2       Pengertian Return On Investment (ROI)
Menurut Lukman Syamsudin dalam bukunya “Manajemen Keuangan Perusahaan”: “ROI merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan.” (2004:63)
                        Return On Investment (ROI) adalah rasio yang membandingkan laba setelah bunga dan pajak dengan jumlah aktiva yang bekerja. Lukman Syamsudin (2004:63) dalam bukunya “Manajemen Keuangan Perusahaan” menyatakan, “Return On Investment (ROI) adalah pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia diperusahaan.” Dengan kata lain, ROI atau yang sering disebut  Net earning Power ratio, mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto, serta untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam tingkat kemampuan investasi.
Rounded Rectangle: Return On Investment = (Laba Neto Setelah Pajak)/(Total Aktiva)   x 100%
Pada ROI, ratio yang rendah mungkin disebabkan rendahnya profit margin atas penjualan, rendahnya perputaran total aktiva, atau faktor keduanya. Pihak investor sangat berkepentingan dengan rasio ini karena ingin mengetahui berapa keuntungan yang menjadi bagiannya. Melalui perhitungan ROI, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi rasio yang dihasilkan, menunjukan semakin efisien dana yang ditanamkan.
2.3       Pengertian Earning Per Share (EPS)
Earning per share (EPS) merupakan indikator yang secara ringkas menyajikan kinerja perusahaan yang dinyatakan dengan laba, serta jumlah keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Dengan kata lain, EPS adalah kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan yang diperoleh kepada pemegang sahamnya. Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan kepada pemegang sahamnya, mencerminkan semakin besar keberhasilan usaha yang dilakukannya.
Rounded Rectangle: Earning Per Share = (Laba Bersih)/(∑Lembar Saham Beredar)
Jadi, EPS ini menghitung penghasilan bersih yang diperoleh untuk setiap saham yang diinvestasikan. Saham yang dimaksudkan disini adalah saham biasa dan tidak termasuk saham preferen.
2.4       Pasar Modal
Menurut Pandji dan Piji (2003:6) Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi. Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjebatani hubungan antara pemilik modal dala hal ini disebut sebagai investor dengan pinjaman dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten (perusahaan yang go public). Para modal meminta instrumen pasar modal untuk keperluan investasi portofolio sehingga akhirnya dapat memaksimumkan penghasilan.    
2.5       Saham
2.5.1    Pengertian Saham
Pengertian saham secara umum adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Saham juga dapat didefinisikan sebagai suatu jenis surat berharga yang menrangkan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan.
Eduardus Tandelilin (2001:6) dalam bukunya “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio” mengemukakan, “Saham merupakan surat bukti atas kepemilikan aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan.” Hal tersebut seperti yang dipaparkan oleh Mahmud M. Hanafi (2004:124) dalam bukunya “Manajemen Keuangan” yang menyatakan,“Saham merupakan bukti kepemilikan, seseorang yang mempunyai saham berarti dia memiliki perusahaan tersebut.”
2.5.2    Harga Saham
Ridwan S. Sundjaja (2003:394) mendefinisikan harga saham sebagai berikut, “Harga saham adalah saham yang nilai per lembarnya telah tercantum dalam akta pendirian perusahaan.” Harga saham dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1.                  Harga Nominal
Pada surat berharga tercantum antara lain nilai saham yang didasarkan pada keputusan dari hasil pemikiran perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Harga ini disebut harga/nilai nominal. Harga nominal ini merupakan nilai yang ditetapkan oleh perusahaan untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan dan nilainya sudah ditentukan pada waktu saham tersebut diterbitkan.
2.                  Harga Saham Perdana
Harga ini merupakan harga pada waktu saham tersebut dicatat di bursa efek dan saat saham tersebut pertama kali diperdagangkan dari emiten kepada masyarakat umum melalui prospektus atau informasi surat berharga.
3.                  Harga Pasar
Asep Saefudin (2001:6.3) dalam bukunya “Panduan Investasi Di Pasar Modal Indonesia”  memaparkan, “Harga pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar bursa tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya harga saham.” Selain itu, harga pasar saham biasanya ditentukan pula oleh kondisi perusahaan emiten serta kekuatan demand dan supply di bursa efek.
2.5.3    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Panji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:108) dalam bukunya “Pengantar Pasar Modal” menjelaskan, “Harga saham ditentukan oleh penawaran dan permintaan pasar dan analisis memfokuskan perhatian pada waktu, yaitu perkiraan trend naik atau turun. Sedangkan apabila permintaan lebih banyak dari pada penawaran saham, maka harga saham akan mengalami kenaikan, sehingga akan terjadi trend naik.” Secara umum, terdapat 5 faktor yang dapat mempengaruhi harga saham, yaitu :
1.                  Laba per lembar saham (EPS)
Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi EPS yang diberikan perusahaan, akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat.
2.                  Tingkat Bunga
Tingkat bunga dapat mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan obligasi. Apabila suku bunga naik maka investor cenderung akan menjual sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini dapat menyebabkan turunnya harga saham. Hal sebaliknya pun dapat terjadi ketika tingkat bunga mengalami penurunan. Selain itu, tingkat bunga pun dapat mempengaruhi laba perusahaan. Hal ini terjadi karena bunga adalah biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba perusahaan. Ketika laba perusahaan tinggi, maka pemanfaatan dana yang ditanamkan dalam perusahaan dinilai efisien oleh para investor, sehingga investor tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut, yang kemudian mendorong harga saham menjadi naik.
3.                  Jumlah Kas Deviden yang Dibagikan
Dalam kebiajakan pembagian deviden, perusahaan akan membagikan sebagian laba yang diperoleh untuk dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden, dan sebagian lagi disisihkan untuk ditanam kembali dalam perusahaan sebagai laba ditahan. Ketika kas deviden yang dibagian kepada investor meningkat, maka kepercayaan investor terhadap perusahaan akan meningkat, hal tersebut dapat mendorong investor untuk memperbesar penanaman modalnya dalam saham, dan mengakibatkan kenaikan terhadap harga saham. Sebaliknya, pembagian kas dividen yang kecil bukan merupakan hal yang diharapkan oleh setiap investor. Ketika kepercayaan investor atas harga saham menurun, maka hal tersebut dapat mengakibatkan penurunan terhadap harga saham.
4.                  Laba Perusahaan
Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi karena hal tersebut menunjukan prospek yang cerah untuk berinvestasi, sehingga investor tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut, yang nantinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan.
5.      Tingkat Risiko dan Pengembalian
 Suatu keputusan investasi yang lebih berisiko tentu diharapkan dapat memberikan imbalan yang lebih besar pula, yang dalam keuangan dikenal dengan High Risk High Return. Jadi, semakin tinggi risko, maka biasanya semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang diterima investor. Apabila tingkat risiko dan proyeksi laba yang diharapkan ,meningkat, maka hal tersebut dapat mempengaruhi harga saham perusahaan.
Selain kelima faktor tersebut, terdapat beberapa variabel rasio keuangan yang dapat mempengaruhi harga saham, antara lain :
1.      Financial Leverage, merupakan rasio perbandingan antara total hutang dengan asset
2.      Price Earning Ratio, merupakan rasio yang membandingkan harga pasar saham dengan EPS saham tersebut.
3.      Dividen Yield, adalah rasio yang mengindikasikan hubungan antara deviden per lembar saham dengan harga per lembar saham.
4.      Book Value Per Share, merupakan nilai aktiva bersih yang tersedia untuk setiap lembar saham yang beredar.
Walaupun terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi harga saham, namun  secara sederhana variabilitas harga saham bergantung pada bagaimana  earning dan dividend yang terjadi pada suatu perusahaan.
2.6       Pengaruh Return On Investment Terhadap Harga Saham
Seperti pada uraian sebelumnya, para investor menaruh perhatian pada tingkat profitabilitas yang dihasilkan perusahaan. Bagi investor, informasi yang diperoleh dari profitsbilitas perusahaan bisa dijadikan dasar untuk menilai seberapa besar Return On Investment (ROI) yang dihasilkan karena setiap investor menginginkan tingkat pengembalian investasi yang tinggi. Seperti yang diungkapkan Eduardus Tandelilin (2001:236) dalam bukunya “Analisis Investasi dan Manajemen Fortofolio”, “Besarnya tingkat pengembalian perusahaan dapat dilihat melalui besar kecilnya laba perusahaan tersebut. Jika laba perusahaan tinggi maka tingkat pengembalian investasi (ROI) perusahaan akan tinggi, sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, sehingga harga saham tersebut akan mengalami kenaikan.” Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat ROI dapat berpengaruh terhadap harga saham suatu perusahaan. Jika ROI yang dihasilkan tinggi, maka akan terjadi kenaikan pada harga saham, begitu pula sebaliknya.
2.7       Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham
Earning per share (EPS) merupakan salah satu rasio saham yang berhubungan dengan kepentingan bagi pemegang saham. Salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan deviden, jika nilai laba per saham kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan untuk membagikan deviden. Maka dapat dikatakan investor akan lebih meminati saham yang memiliki EPS yang tinggi dibandingkan dengan saham yang miliki EPS yang rendah. EPS yang rendah cenderung membuat harga saham turun. Sebaliknya, semakin tinggi nilai EPS akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. EPS yang lebih besar menandakan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih bagi pemegang saham sehingga dapat meningkatkan harga saham. Dengan demikian, meningkatnya laba maka harga saham cenderung naik, sedangkan ketika laba menurun, maka harga saham ikut juga menurun.
2.8       Hipotesis
Dalam penelitian ini penulis mengambil 2 faktor dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga saham, antara lain :
Ø Return On Investment
Ø Earning Per Share
Berdasarkan landasan teori diatas, maka Hipotesis penulis dari penelitian ini adalah:
Uji Simultan :
v  (H0) = Return On Investment, Earning Per Share tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham
v  (H1)  =  Return On Investment, Earning Per Share memiliki pengaruh yang signifikan terhadap  Harga Saham
Uji Parsial :
v (H0) = Return On Investment / Earning Per Share memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap Harga Saham
v (H1)  =   Return On Investment memiliki pengaruh yang signifikan terhadap  Harga Saham
v (H2)  =   Earning Per Share memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham
Kesimpulan :
Sistem DuPont adalah sistem analisis yang dimaksudkan untuk menunjukkan hubungan
antara Return On Investment, Assets dan Profit Margin Turn Over. Di Mana
ROI adalah rasio laba setelah pajak dengan jumlah investasi (aset), sehingga dalam
Sistem DuPont juga dibawa ke bunga dan pajak. DuPont menganalisis
sistem dapat memberikan lebih komunikatif sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai
dukungan untuk pengambilan keputusan bagi pihak-pihak eksternal, apakah mereka akan terus
untuk menanamkan modal dan investasi dan mereka harus membatalkan atau membalikkan keputusan untuk
berinvestasi. Dengan melihat kondisi keuangan perusahaan dan melihat nilai ROI
perusahaan yang dihasilkan, apakah kenaikan atau tidak. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menentukan apakah kondisi keuangan PT. Makanan Cepat Saji Indonesia Tbk adalah
cukup baik atau tidak, dan dapat membantu memberikan pertimbangan kepada pihak eksternal berinvestasi ..
Fast Food Indonesia, Tbk telah berhasil meningkatkan ROI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ROI adalah peningkatan yang sangat tinggi yang terjadi pada tahun 2006, meningkat hingga 25%
dari 9% menjadi 34%, hal ini dikarenakan perusahaan membuka 38 restoran baru outlet,
sehingga dapat memperluas cabang yang berada di luar restoran jabodetabek,
Hal ini juga menyebabkan peningkatan kinerja perusahaan dianggap baik
cukup. Sehingga dapat meningkatkan profitabilitas dan meningkatkan pendapatan perusahaan.
Demikian lah laporan penelitian ilmiah terhadap “Pengaruh Profitabilitas Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS), Terhadap Harga Saham Pada PT. Fast Food Tbk. yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2012” . Mohon maaf apabila ada salah-salah kata dalam penulisannya,Terimakasih.
Jakarta,30 Desember 2014.
Penulis
(Ahmad Giffari)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS